Penguasaan Diri

Sabda-Mu Abadi |. 22 April 2023 | Rm. 14:14-15
”Aku tahu dan yakin dalam Tuhan Yesus bahwa tidak ada sesuatu yang najis dari dirinya sendiri. Hanya bagi orang yang beranggapan bahwa sesuatu adalah najis, bagi orang itulah sesuatu itu najis. Sebab, jika engkau menyakiti hati saudara karena sesuatu yang engkau makan, engkau tidak hidup lagi menurut tuntutan kasih. Janganlah engkau membinasakan saudaramu karena sesuatu yang engkau makan, sebab Kristus telah mati untuk dia.”
Inilah kepercayaan Paulus: tak ada yang najis dari dirinya sendiri. Sejatinya itulah refrein yang tertera dalam Kitab Kejadian setelah Allah menciptakan alam semesta tahap demi tahap: ”Allah melihat bahwa semuanya itu baik.” Dosalah yang membuat manusia bias menilai antara najis dan tak najis. Dan sering kali kenajisan berdasar pada keakuan manusia, yang bermuara pada ”saya benar dan semua yang lain salah”.
Ya, Allah telah membuat segala sesuatu baik. Manusialah yang menilainya. Repotnya: manusia acap menilai dengan menggunakan kacamatanya sendiri demi keuntungannya sendiri.
Namun demikian, Paulus terus mengingatkan bahwa jika oleh karena apa yang kita makan—yang kita yakini tak ada yang najis—ada orang yang tersakiti hatinya, Paulus menegaskan perlunya penguasaan diri.
Bagi Paulus yang paling adalah kasih. Kasih memampukan kita untuk menguasai diri. Kasih pulalah yang memampukan kita untuk membangun iman orang lain. Bagaimanapun, Kristus sudah mati untuk orang itu.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Priscilla DP