Pengudusan
Sabda-Mu Abadi | 1 Maret 2023 | Rm. 6:19
”Dalam bahasa sederhana aku mengatakan hal ini karena kelemahan kamu sebagai manusia. Sebab, sama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan, demikian pula kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan.”
Gaya bahasa Paulus memang lugas dan jelas. Blak-blakan. Tak ada yang disembunyikan. Ia sendiri tampaknya tak begitu suka menyembunyikan maksud hati dalam bahasa yang samar. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Karena daya tangkapmu begitu lemah, saya memakai contoh-contoh perhambaan supaya lebih mudah kalian mengerti.” Dan harus kita akui, jika kita mau terbuka, konsep Paulus berkait hidup baru sungguh jitu.
Mungkin, yang perlu kita renungkan adalah mengapa Paulus menggunakan istilah “hamba kecemaran dan kedurhakaan”. Cemar berarti kotor, tidak suci. Sepertinya Paulus hendak mengingatkan warga jemaat di Roma akan kesucian Allah.
Sedangkan durhaka sering dipakai dalam hubungan antara anak dan orang tua. Kita punya istilah ”anak durhaka”. Artinya: anak yang tidak menghormati atau menghargai orang tuanya. Tindakan itu sama saja dengan menafikan semua kasih yang telah diberikan orang tua. Bisa jadi, Paulus juga sedang mengingatkan hubungan antara umat dan Allah sebagai Bapa mereka.
Dan sekarang Paulus mengajak warga jemaat di Roma untuk menjadi hamba kebenaran yang membawa mereka ke dalam pengudusan. Pengudusan adalah proses. Dan setiap anak Allah dipanggil untuk menjadi kudus sebagaimana Allah—Bapa sekaligus Tuhan mereka.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Eugene S.