Peraturan Tentang Mazbah

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 18 Juli 2024 | Kel. 20:24-26

”Engkau harus membuat bagi-Ku mezbah dari tanah dan persembahkanlah di atasnya kurban bakaranmu dan kurban keselamatanmu, kambing dombamu dan lembumu. Di setiap tempat yang Kutentukan sebagai tempat peringatan bagi nama-Ku, Aku akan datang kepadamu dan memberkatimu. Tetapi, jika engkau membuat mezbah dari batu bagi-Ku, jangan engkau mendirikannya dari batu yang dipotong, sebab apabila engkau mengerjakannya dengan alat pemotong, engkau menajiskannya.  Juga jangan engkau naik tangga ke atas mezbah-Ku, supaya auratmu jangan tersingkap di atasnya.”

Mengapa mazbah harus dari tanah? Kemungkinan besar karena Allah ingin mengajak umat Israel untuk tetap mengingat bahwa manusia memang berasal dari tanah. Mazbah mesti berasal dari tanah untuk mengingatkan umat Israel akan keringkihan dan keterbatasan manusia. Sehingga semua kurban bagi Allah mesti diletakkan dalam keringkihan dan keterbatasan manusia itu. Pada titik ini, bisa jadi, Allah hendak menyatakan bahwa kurban bagi Allah tak boleh diletakkan pada keangkuhan atau kemuliaan manusia. Tidak. Segala kemuliaan hanya bagi Allah.

Kita juga boleh melihat bahwa Allah sepertinya memang tidak ingin membebani manusia. Bagaimanapun tanah pastilah lebih murah dan mudah dibuat ketimbang batu marmer. Dan Allah sepertinya senang dengan segala sesuatu yang sederhana. Bahkan, kalau pun ada mazbah yang terbuat dari batu, Allah tidak ingin batu itu ditatah. Batu itu harus tak perlu dihias—apa adanya. Mungkin Allah tidak ingin manusia merasa berandil dalam menyiapkan mazbah itu.

Itu jugalah yang dilakukan Yakub setelah mimpi bertemu dengan Allah sewaktu menjadi pelarian karena telah menipu ayah dan kakaknya. Penulis Kitab Kejadian mencatat: ”Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil batu yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikannya sebagai tugu, lalu menuang minyak ke atasnya” (Kej. 28:18). Ya, batu itu—apa adanya—dijadikannya tugu peringatan.

Kemungkinan itu juga dimaksudkan Allah untuk membedakan Israel dari bangsa-bangsa lain. Jika bangsa-bangsa lain membangun mazbah yang megah dan mewah, umat Israel membangun yang sederhana saja. Allah Israel berkenan akan kesederhanaan. Yang penting juga adalah sikap takut dan hormat ketika menghadap Allah. Prinsip-prinsip ini jugalah yang perlu kita tularkan kepada generasi muda.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar:

Foto: Unsplash/Aaron Burden