Perempuan Dewasa

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 24 Agustus 2023 |. Tit. 2:3-5

”Demikian juga perempuan-perempuan yang tua, hendaklah mereka hidup sebagai orang-orang yang beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi hamba anggur, melainkan menjadi pengajar hal-hal yang baik dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya, hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan tunduk kepada suaminya, agar firman Allah jangan dihujat orang.”

Setelah berbicara soal sikap dan perilaku laki-laki dewasa, melalui Titus Paulus menasihati perempuan dewasa untuk bersikap dan bertindak sebagai orang yang beribadah. Hidup beribadah berarti dalam keadaan apa pun memahami diri sebagai hamba Allah. Hidupnya sendiri adalah ibadah.

Di sini Paulus tidak membedakan antara hidup sehari-hari dan hidup pada Hari Minggu; antara di masyarakat dan di jemaat; antara di rumah dan di rumah ibadah. Sehingga Paulus menasihati agar para perempuan dewasa tidak memfitnah dan menjadi tukang minum.

Memfitnah berarti menjelekkan nama orang. Orang pasti punya kelemahan. Namun, Paulus melarang untuk menjelekkan nama orang tersebut atau membesar-besarkan kesalahannya. Apalagi mereka yang tidak bersalah sedikit pun. Dan ini sering terjadi ketika orang dalam keadaan mabuk. Pemabuk tidak dapat mengontrol dirinya sendiri, sehingga yang keluar dari mulutnya adalah apa yang selama ini dipendamnya dalam keadaan sadar.

Tujuan dari semuanya itu adalah agar mereka mampu menjadi teladan bagi perempuan-perempuan muda. Ya, perempuan-perempuan muda membutuhkan teladan.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:

Foto: Unsplash/Ty