Perhiasanmu

Sabda-Mu Abadi | 19 Februari 2024 | 1Ptr. 3:3-4
”Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.”
Perempuan, kadang laki-laki, suka perhiasan. Perhiasan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah ”barang yang dipakai untuk berhias”. Sedangkan berhias, lagi-lagi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah kata kerja yang berarti ”memperelok diri dengan pakaian atau perhiasan yang indah-indah”.
Jelas, tujuannya untuk memperelok diri—membuat diri makin terlihat cantik. Alasannya, kemungkinan besar, agar menarik perhatian orang yang memandang. Tentu saja orang kebanyakan sering terpukau dengan segala yang cantik dan indah.
Pada titik inilah Petrus mengingatkan agar warga jemaat perempuan, yang membaca suratnya, untuk tidak mengedepankan yang lahiriah—mulai dari rumbut, emas, dan pakaian; tetapi mengedepankan yang batiniah.
Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Janganlah kecantikanmu hanya kecantikan luar, seperti misalnya menghias rambut atau memakai perhiasan, atau berpakaian yang mahal-mahal. Sebaliknya, hendaklah kecantikanmu timbul dari dalam batin, budi pekerti yang lemah lembut dan tenang; itulah kecantikan abadi yang sangat berharga menurut pandangan Allah.”
Mempercantik diri bukan aib. Petrus meminta para perempuan untuk tampil cantik. Hanya, kecantikan itu timbul dari budi pekerti yang lemah lembut dan tenang. Lemah lembut di sini bukan berarti tidak bersifat tegas, melainkan ramah dan bukan pemarah.
Tenang berarti mampu menguasai diri. Ketenangan menjadi penting karena dapat menenangkan orang lain. Istri yang tenang tentu dapat membuat suami dan anak-anaknya ikut tenang. Tentu saja bukan karena mengandalkan diri sendiri, tetapi tenang karena telah menyerahkan diri sepenuhnya kepada Bapa Surgawi.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Huge Jones