Perjamuan Kudus

Sabda-Mu Abadi | 9 Maret 2025 | Mrk. 14:22-26
”Ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata, ’Ambillah, inilah tubuh-Ku.’ Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka, dan mereka semuanya minum dari cawan itu. Ia berkata kepada mereka, “Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai pada hari Aku meminum hasilnya yang baru dalam Kerajaan Allah.’ Sesudah menyanyikan nyanyian pujian, pergilah mereka ke Bukit Zaitun.”
Menarik, Yesus—Sang Guru—menyamakan tubuh-Nya dengan roti dan darah-Nya dengan anggur. Tujuannya adalah Ia ingin menyatukan diri-Nya dengan para murid-Nya. Itulah penemanan sejati.
Sang Guru tidak hanya ingin bersama para murid-Nya. Lebih dari itu, Ia mau menjadi bagian dalam diri para murid. Dengan memakan roti dan anggur—yang melambangkan tubuh dan darah Yesus—Yesus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari para murid-Nya. Itulah tujuan utama perjamuan kudus.
Formulanya sama: mengambil, mengucap syukur, memecah-mecahkannya (jika roti), dan memberikannya. Dengan kata lain, Yesus membiarkan diri-Nya diambil dan dimakan oleh para murid-Nya. Hanya dengan cara begitu Yesus menyatu dalam diri para murid.
Yang tak boleh kita lupakan, tentu saja, mengambil dan memakan atau meminumnya dengan penuh syukur. Syukur karena Yesus Kristus mau menyerahkan diri-Nya bagi kita. Syukur atas janji-Nya yang bersedia terus menyertai kita.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda
Berikut tautan untuk mendengarkan siniar Sabda-Mu Abadi:
n.b.: Dukung pelayanan digital via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!