Proses

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 30 Desember 2024 | Mrk. 8:23-26

”Lalu Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada mata orang itu, maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas” (Mrk. 8:25).

Yesus tidak langsung menyembuhkan orang buta itu. Ia memegang tangan orang buta itu dan membawanya keluar desa. Sepertinya Yesus hendak memperlihatkan bahwa peristiwa mukjizat itu ada di bawah kuasa-Nya. Cara penyembuhan pun ada dalam wewenang-Nya.

Menariknya orang buta itu pun pasrah bongkokan. Agaknya ia sadar itulah hal logis yang bisa dilakukannya. Ia memercayakan dirinya kepada orang-orang yang membawanya dan sekarang ini memercayakan dirinya kepada Yesus.

Kita bisa belajar dari orang buta ini. Ia pasrah. Ia menyerahkan dirinya ke tangan Allah. Sebab, ia sadar tidak dapat berbuat apa-apa kecuali menyerahkan dirinya total kepada Allah. Inilah iman. Iman berarti menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah. Menyerahkan diri berarti pula memercayakan diri sepenuhnya kepada Allah.

Hal berikut yang juga bisa kita pelajari adalah cara Allah kadang tidak seketika. Ada proses. Itu butuh waktu. Mulanya Yesus membawa orang buta itu keluar desa. Sampai di sana, Yesus meludahi mata orang itu dan meletakkan tangan-Nya ke atasnya dan bertanya, ”Sudahkah kau lihat sesuatu?” Orang itu sudah bisa melihat, tetapi masih samar-samar. Belum jelas. Yesus kemudian meletakkan tangan-Nya lagi pada mata orang itu. Setelah itu semunya tampak jelas.

Orang buta itu agaknya tidak mengeluhkan proses kesembuhannya. Ia mengikuti prosesnya sebaik mungkin. Inilah iman. Iman mengandaikan adanya kesabaran. Iman berarti mau menunggu Allah berkarya.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar:

Foto: Unsplash/Dine Richmuth