Saling Menerima

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 28 April 2023 | Rm. 15:7-13

”Sebab itu terimalah satu sama lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kamu, untuk kemuliaan Allah. Maksudku, demi kebenaran Allah Kristus telah menjadi pelayan orang-orang bersunat untuk mengokohkan janji yang telah diberikan-Nya kepada bapa-bapa leluhur, dan untuk memungkinkan bangsa-bangsa memuliakan Allah karena rahmat-Nya, seperti tertulis, ’Sebab itu aku akan memuliakan Engkau di antara bangsa-bangsa dan menyanyikan mazmur’” (Rm. 15:7-9).

Penerimaan satu sama lain dalam persekutuan merupakan panggilan hidup persekutuan. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Sebab itu hendaklah Saudara-saudara menerima satu sama lain dengan senang hati, sama seperti Kristus juga menerima kalian untuk memuliakan Allah.”

Jadi, tidak asal menerima—lahirnya menerima, namun batinnya tidak. Menerima orang lain tidaklah boleh karena terpaksa, namun sungguh-sungguh karena didasari oleh rasa sukacita. Sama seperti Yesus Kristus yang menerima kita apa adanya. Sikap terpaksa menerima tak beda dengan menyimpan benih-benih perpecahan dalam persekutuan. Cepat atau lambat masalah akan muncul.

Lagi pula tak ada seorang pun suka kenyataan bahwa orang lain menerima dirinya karena terpaksa. Dia sendiri menjadi khawatir dan takut salah. Persekutuan macam begini sangat rentan pecah.

Pada titik ini kita belajar seperti Kristus yang menerima baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi. Kasih Kristus buat semua orang. Dan semuanya itu demi kemuliaan Allah. Itu jugalah yang dikatakan Yesus Orang Nazaret semasa hidup-Nya: ”Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga” (Rm. 5:16).

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio.

https://open.spotify.com/episode/0w3DjULsxb5TTQZWHUk0k0?si=3FVK5t9ETaGvdhXZxfFfPQ

Foto: Unsplash/M. Maba