Setahap demi Setahap

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 8 Januari 2025 | Mrk. 9:9-10

”Pada waktu turun dari gunung itu, Yesus memperingatkan mereka, supaya jangan menceritakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. Mereka memegang peringatan itu sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan ’bangkit dari antara orang mati’.”

Pesan Sang Guru sungguh relevan karena Ia pasti tahu bahwa tiga murid murid-Nya itu, meski tampaknya sudah mengerti, namun belum sungguh paham konsep kemesiasan Yesus Orang Nazaret. Pemahaman yang setengah-setengah itu sungguh berbahaya karena akan membuat banyak orang tersesat.

Lagi pula, konsep kemesiasan orang Yahudi memang sungguh berbeda. Itu berarti jika Yakobus, Yohanes, dan Petrus menceritakan perihal kemesiasan Yesus, bisa jadi akan memicu pemberontakan terhadap kekaisaran Romawi. Sebab orang Yahudi memahami mesias sebagai pribadi yang akan membebaskan mereka dari belenggu penjajahan.

Itu jelas terlihat bagaimana para murid masih berdebat soal ”bangkit dari antara orang mati”. Mereka, sekali lagi, belum sungguh-sungguh paham. Pemahaman memang tidak bisa instan. Butuh waktu. Perlu penghayatan dan pengalaman. Pemahaman secara utuh baru didapat setelah Kebangkitan Yesus dan menjadi sempurna dalam peristiwa Pentakosta.

Kisah ketiga murid ini juga mengajak kita untuk memahami bahwa beriman berarti mengalami. Itu merupakan proses yang berjalan setahap demi setahap.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar:

Foto: Unsplash/Migle S.