Siapa Saja

Sabda-Mu Abadi | 7 Februari 2025 | Mrk. 10:42-44
”Lalu Yesus memanggil mereka dan berkata, ’Kamu tahu bahwa mereka yang dianggap sebagai pemerintah bangsa-bangsa bertindak sebagai tuan atas rakyatnya, dan para pembesarnya bertindak sewenang-wenang atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Siapa saja yang ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Siapa saja yang ingin menjadi yang pertama di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.’”
Sang Guru tak mengizinkan kemarahan itu terus berkembang. Sebab itu akan membuat Yakobus dan Yohanes terus merasa bersalah dan para murid lain mangkak. Karena itu, ia memanggil semua murid.
Sepertinya Yesus Orang Nazaret sengaja membandingkan komunitas-Nya dengan kerajaan-kerajaan masa itu. Pada kenyataannya raja atau ratu, karena merasa mendapatkan kuasa melalui keturunan, sering merasa diri lebih tinggi ketimbang rakyatnya. Itulah yang membuat mereka merasa sah bertindak sewenang-wenang. Hal macam begitu tidak boleh terjadi dalam diri para pengikut Kristus.
Menarik disimak, bahwa Yesus tidak melarang para pengikut-Nya untuk menjadi besar atau pemimpin. Namun, kebesaran diraih dengan cara menjadi pelayan dan menjadi nomor satu diraih dengan cara menjadi hamba bagi semua.
Dengan cara begini, Yesus agaknya malah mendorong para murid-Nya untuk berlomba-lomba untuk menjadi besar dan menjadi nomor satu. Bagaimanapun menjadi pelayan dan hamba sejatinya merupakan hakikat, sekaligus panggilan, umat Allah. Dan itu hanya mungkin terjadi ketika mereka menyadari dirinya selaku hamba Allah.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Berikut tautan untuk mendengarkan versi siniar:
n.b.: Dukung pelayanan digital via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!