Simon Petrus

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 19 Maret 2024 | 2Ptr. 1:1-2

”Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus. Kepada mereka yang bersama kami memperoleh iman karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Anugerah dan damai sejahtera melimpah atas kamu melalui pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita.”

Beberapa ahli menyatakan bahwa Surat Petrus yang Kedua ini bukanlah karya Simon Petrus, tetapi ada orang yang menulis berdasarkan kewibawaan sang rasul. Tentu mereka punya alasan untuk itu.

Meski demikian, kita—orang percaya abad ke-21—boleh tetap percaya bahwa penulisnya adalah Simon Petrus, salah seorang dari kedua belas murid Yesus. Lagi pula, jika para penerima suratnya—juga orang-orang sezamannya—yakin bahwa Simon Petrus adalah penulisnya, ngapain pula kita menolaknya.

Jika pada Surat Petrus yang Pertama penulis memperkenalkan diri sebagai Petrus, rasul Yesus Kristus, pada Surat Petrus yang Kedua penulis memperkenalkan diri sebagai Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus. Tentu saja hanya penulis yang tahu mengapa dia menyebut namanya lengkap: Simon Petrus; juga mengapa dia merasa perlu menyatakan diri sebagai hamba dan rasul Sang Guru.

Sepertinya penulis hendak memperlihatkan bahwa jabatan rasul kadang membuat orang yang memegang jabatan itu atau umat Allah lupa bahwa dia adalah hamba. Ia memang rasul, namun serentak dengan itu ia juga seorang hamba. Jabatan rasul acap membuat orang memperlakukan dirinya sebagai tuan.

Kalau sasaran pembaca Surat Petrus yang Pertama sudah jelas, juga lokasinya; pada Surat Petrus yang Kedua sasaran pembacanya lebih luas—semua orang Kristen. Menarik disimak, yang boleh kita yakini sebagai salah seorang dari kedua belas murid Yesus Kristus, menyatakan bahwa pembaca suratnya adalah orang-orang yang memperoleh iman.

Jelas dan tegas di sini, iman adalah pemberian. Iman adalah anugerah. Kita percaya karena Roh Kudus memampukan kita untuk percaya. Jadi, bukan karena kemampuan akali juga rasani kita.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:

Foto: Unsplash/H. Jensen