Suara dalam Cahaya

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 20 Desember 2022

”Tetapi dalam perjalananku ke sana, ketika aku sudah mendekati Damsyik, kira-kira tengah hari, tiba-tiba memancarlah cahaya yang menyilaukan dari langit mengelilingi aku. Lalu rebahlah aku ke tanah dan aku mendengar suara yang berkata kepadaku: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Jawabku: Siapakah Engkau, Tuan? Kata-Nya: Akulah Yesus, orang Nazaret, yang kauaniaya itu. Orang-orang yang menyertai aku, memang melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidak mereka dengar.” (Kis. 22:6-9)

Bagaimana perasaan Paulus ketika mendengar namanya disebut setelah menyaksikan cahaya yang menyilaukan? Bisa jadi kaget. Apalagi teman-teman seperjalanannya memang menyaksikan cahaya itu, namun tidak mendengarkan suara sama sekali.

Lebih kaget lagi tatkala suara dalam cahaya itu langsung menuduh dia melakukan penganiayaan. Tentu saja sebagai Yahudi taat, Paulus merasa tidak melakukan tindakan kejahatan. Sehingga dia merasa perlu menanyakan identitas suara tersebut. Hasilnya sungguh tak terduga: Itulah suara Yesus Orang Nazaret.

Pada titik ini kemungkinan besar Paulus merasa gentar. Dia takut dihukum. Bagaimanapun dia sedang berusaha menangkap para murid Yesus.

Namun, ini yang melegakan hati Paulus, Yesus Orang Nazaret tidak menghukum, hanya membuat dia buta untuk sementara waktu. Yesus Orang Nazaret tak hanya membiarkan hidup, tetapi memberikan tugas baru. Dan karena itulah Paulus percaya dan taat kepada-Nya.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media

Versi audio dapat didengarkan di Spotify “Tangan Terbuka Media”:

Sumber Foto: Unsplash/Dewang Gupta