Tala
Berpaut pada Cinta Pertama
Dalam hidup sehari-hari, kita dihadapkan pada pilihan ingin menjadi relevan atau memilih bertaut pada pengenalan akan cinta pertama Allah.
Dalam hidup sehari-hari, kita dihadapkan pada pilihan ingin menjadi relevan atau memilih bertaut pada pengenalan akan cinta pertama Allah.
”Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” Bagaimanakah perasaan Saudara saat mendengar kalimat ini? Keras bukan? Mungkin ada di antara kita yang merasa tak enak hati sendiri, merinding, karena tahu bahwa kalimat ini tidak ditujukan kepada Iblis, tetapi kepada Simon Petrus, salah seorang murid kesayangan.
Status sebagai anak-anak Allah semestinya memanggil kita untuk meneladan Anak Allah.