Tak Ada Dialog

Sabda-Mu Abadi | 24 Desember 2024 | Mrk. 7:31-37
”Sambil menengadah ke langit Yesus mendesah dan berkata kepadanya, ’Efata!’, artinya: Terbukalah!’” (Mrk. 7:34).
Tak ada dialog sama sekali. Tak ada permintaan dari si sakit. Wajar. Ia tuli. Itu berarti sulit pula baginya untuk menyatakan maksudnya. Ia pun tak datang sendiri kepada Yesus sebagaimana perempuan Siro-Fenesia itu. Orang-orang membawanya kepada Yesus. Merekalah yang meminta Guru dari Nazaret itu untuk menyembuhkannya.
Sekali lagi tak ada dialog. Hanya monolog. Yesuslah yang berbicara. Di sini kita perlu berhenti sejenak dan bertanya, “Mengapa Yesus menyembuhkannya?”
Bisa jadi Yesus terkesan akan kegigihan orang-orang yang membawa orang yang bisu-tuli itu kepada-Nya. Atau, Yesus juga melihat iman dalam diri si penderita bisu-tuli. Memang tanpa kata. Namun, bisa jadi Yesus membaca hasrat si penderita itu dari sorot matanya. Mata dapat menyiratkan keinginan terdalam manusia. Kemungkinan besar Yesus melihat mata orang itu.
Kemungkinan besar si penderita bisu-tuli pun ingin sembuh. Persoalannya, dia tidak bisa menceritakan keinginannya kepada Yesus. Tak heran, ia bersama dengan orang-orang yang membawanya menjadi pekabar berita kesembuhannya itu kepada banyak orang.
Apa pun itu, Yesus tidak memberikan perlakuan yang berbeda. Ia mengasihi orang yang berani beradu argumentasi dengan-Nya, tetapi juga mengasihi orang yang tak mampu mengucapkan keinginannya. Yesus merasa kagum dengan iman perempuan Siro-Fenesia, tetapi juga tidak mengabaikan keberadaan si bisu-tuli.
Ia tetap menolong orang tersebut. Tidak pilih kasih. Semua orang berharga di mata-Nya. Kasih-Nya tersedia bagi semua orang.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Silakan klik tatutan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar: