Teguran Petrus

Sabda-Mu Abadi | 2 Januari 2025 | Mrk. 8:32b
”Petrus menarik Yesus ke samping dan mulai menegur Dia.”
Demikianlah catatan penulis Injil Markus. Ya, Petrus menarik Yesus ke samping. Dalam masyarakat Yahudi, guru selalu berjalan mendahului para murid-Nya dan para murid akan mengikutinya dari belakang. Namun, Petrus—yang tak sependapat dengan Yesus—langsung menarik Yesus ke sampingnya.
Dengan cara begitu, Petrus—mungkin tanpa disadarinya—menjadikan Yesus setara dengannya. Atau dengan kata lain, Petrus tak lagi mengakui status Yesus sebagai guru. Ia merasa Yesus tak layak bicara soal penderitaan dan kematian-Nya.
Penulis Injil Markus tidak mendetailkan teguran Petrus. Ia hanya menulis ”menegur Dia”. Dalam Kitab Suci tertera: ”Rasul Pétrus banjur ngaturi Gusti Yésus sarta nyaos pepènget supaya aja ngandika sing mengkono kuwi.” Artinya: Rasul Petrus langsung berkata kepada Tuhan Yesus serta memberi peringatan supaya jangan ngomong begitu. Petrus merasa perlu mengoreksi perkataan gurunya.
Mengapa Petrus berbuat begini? Bisa jadi Petrus sungguh mengasihi Yesus. Teguran Petrus bukanlah tanda bahwa ia ingin menang sendiri. Teguran Petrus juga bukan dimaksudkan untuk sombong-sombongan. Bukan. Bukan itu. Semua itu dilakukan Petrus karena dia mengasihi Sang Guru. Ia tak rela gurunya dibunuh.
Bisa jadi Petrus tak begitu mengerti jalan yang akan ditempuh Yesus. Dalam hati ia mungkin bertanya-tanya: ”Bagaimana mungkin Yesus mati dibunuh? Mungkinkah orang membunuh Yesus? Mungkinkah orang menangkap Yesus, setan-setan saja takut kepada-Nya? Bukankah itu merupakan suatu kemustahilan?”
Petrus meyakini bahwa Allah Bapa pasti mengasihi Anak-Nya. Karena itu, tak mungkin Bapa membiarkan Anak-Nya menderita. Dan karena itu, Petrus menegur Yesus.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Selakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar: