Tidak Dapat Berdalih

Published by Admin on

Allah mengasihi manusia berdosa

Sabda-Mu Abadi | 29 Januari 2023 | Rm. 1:17-18

”Sebab murka Allah dinyatakan dari surga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman. Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka. Sebab sifat-sifat-Nya yang tidak tampak, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat tampak dan dipahami dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.”

Tidak dapat berdalih. Itulah kesimpulan Paulus. Bisa jadi itulah jawaban kepada orang-orang yang beranggapan bahwa Allah itu pribadi yang kejam dan sewenang-wenang. Paulus menegaskan bahwa murka Allah itu merupakan hal yang wajar.

Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Dari surga Allah menunjukkan murka-Nya terhadap semua dosa dan kejahatan manusia, sebab kejahatan menghalangi manusia untuk mengenal ajaran benar tentang Allah.”

Jelas di sini, Allah murka terhadap dosa dan kejahatan manusia karena telah menjadi penghalang manusia untuk mengenal ajaran yang benar tentang Allah. Dengan kata lain, Allah membenci dosa dan kejahatan manusia, namun mengasihi manusia berdosa.

Dan ketika ada orang yang memahami bahwa mereka tidak mampu mengenal Allah, Paulus menyatakan bahwa sifat-sifat Allah itu terlihat dalam seluruh ciptaan-Nya. Ini bukan masalah kemampuan, tetapi pada kemauan. Dengan lain perkataan, saat orang melihat ciptaan Allah, mereka mau tidak mau memuji Allah.

Itu jugalah yang dinyatakan Carl Gustaf Boberg dalam syairnya dalam Kidung Jemaat 64: ”Bila kulihat bintang gemerlapan dan bunyi guruh riuh kudengar, ya Tuhanku, tak putus aku heran melihat ciptaanMu yang besar. Maka jiwaku pun memujiMu: ’Sungguh besar Kau, Allahku! Maka jiwaku pun memujiMu: ’Sungguh besar Kau, Allahku!’”

Ya, manusia tidak mungkin berdalih.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:

Foto: Unsplash/ Greg R.