Tunduk kepada Penguasa

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 15 April 2023 | Rm. 13:1-5

”Tiap-tiap orang harus takluk kepada para penguasa yang di atasnya, sebab tidak ada penguasa yang tidak berasal dari Allah; para penguasa yang ada ditetapkan oleh Allah. Sebab itu, siapa yang melawan penguasa, ia melawan ketetapan Allah, dan siapa yang melawan akan mendatangkan hukuman atas dirinya” (Rm. 13:1-2).

Paulus mengajak warga jemaat di Roma untuk menaati penguasa. Alasannya sederhana: tidak ada penguasa yang tidak berasal dari Allah. Dengan kata lain, keberadaan mereka sebagai penguasa bukan di luar kendali Allah. Alasan utama takluk kepada penguasa dunia adalah karena mereka tidak di luar penguasaan Allah. Allah tetap Mahakuasa.

Bagaimana dengan penguasa korup? Tentu saja, Allah tidak menginginkan itu terjadi, namun kadang Allah mengizinkan itu terjadi untuk memberi kesempatan bagi umat-Nya berperan lebih banyak. Apakah mereka diam atau berupaya—bersama dengan warga negara yang berkehendak baik—mengoreksi penguasa korup tadi.

Artinya, kita tidak diizinkan untuk melawan penguasa tanpa alasan. Pada titik ini kita dipanggil untuk menjadi sesama bagi penguasa kita. Jika salah, ya dikritik; kalau baik, ya dipuji.

Sehingga, bisa dimaklumi jika pada bagian berikut Paulus menyatakan bahwa selama orang percaya berbuat baik, mereka tidak perlu takut kepada penguasa. Dan Paulus menegaskan bahwa Allah menyuruh penguasa bekerja untuk kebaikan orang percaya.

Dalam perkataan lain, penguasa merupakan alat Allah, yang akan menghukum orang yang berbuat salah. Jika tidak ada penguasa atau tatanan hidup, bisa dipastikan dunia menjadi tempat yang tidak aman dan tidak nyaman. Sebab, setiap orang bisa berbuat seenak udelnya.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:

Foto: Unsplash/C. Gottardi