Ucapan Bahagia
Sabda-Mu Abadi | 17 Februari 2023 | Rm. 4:6-8
”Seperti juga Daud menyebut berbahagia orang yang dibenarkan Allah bukan berdasarkan perbuatannya: ’Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya; berbahagialah orang yang dosanya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya.’”
Dengan sengaja pula Paulus mengutip ucapan Bahagia Daud. Anak Isai itu memang pernah mengalami pengampunan. Bayangkan jika Allah tidak mengampuni Daud!
Dosa Daud tidak kecil. Perzinaan dengan Batsyeba, membuat dia mengingini milik sesamanya, berdusta, membunuh, dan mencuri istri orang lain. Dalam waktu singkat Daud telah melanggar lima dari Kesepuluh Firman. Daud semestinya mati. Akan tetapi—inilah anugerah itu—dia hidup.
Sehingga Daud menyatakan—dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini—”Berbahagialah orang yang kesalahan-kesalahannya dimaafkan dan dosa-dosanya diampuni Allah! Berbahagialah orang yang dosa-dosanya tidak dituntut oleh Tuhan!” Allah mengizinkan Daud hidup dan tetap menjalankan pemerintahannya. Bahkan dari Salomo, anak keduanya dari Batsyeba, akhirnya menjadi leluhur Yesus Orang Nazaret.
Bisa jadi—ketika mengutip ucapan bahagia Daud—Paulus pun mengenang pengalamannya sendiri. Dosa Paulus pun tidak kecil. Ia termasuk orang yang setuju Stefanus mati dirajam. Paulus pulalah yang bertekad untuk menganiaya pengikut Kristus lainnya. Dan untuk semua itu, Allah ternyata tidak menghukum, tetapi mengampuninya, dan memberikan kepercayaan untuk menjadi rasulnya.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Tonktiti