Yulius
Sabda-Mu Abadi | 7 Januari 2023 | Kis. 27:1-5
”Setelah diputuskan bahwa kami akan berlayar ke Italia, maka Paulus dan beberapa orang tahanan lain diserahkan kepada seorang perwira yang bernama Yulius dari pasukan Kaisar. Kami naik ke sebuah kapal dari Adramitium yang akan berangkat ke pelabuhan-pelabuhan di sepanjang pantai Asia, lalu kami bertolak. Aristarkhus, seorang Makedonia dari Tesalonika, menyertai kami. Keesokan harinya kami singgah di Sidon. Yulius memperlakukan Paulus dengan ramah dan memperbolehkannya mengunjungi sahabat-sahabatnya, supaya mereka memenuhi keperluannya. Oleh karena angin sakal kami berlayar dari situ menyusur pantai Siprus. Setelah mengarungi laut di depan Kilikia dan Pamfilia, sampailah kami di Mira, di daerah Likia.”
Akhirnya Paulus diputuskan untuk pergi menghadap kaisar di Roma. Ia dan beberapa tahanan lain berada dibawah penguasaan Yulius, seorang pengawal kaisar, semacam Pasukan Pengawal Presiden di Indonesia. Bisa dikatakan Yulius adalah anggota pasukan elite.
Menarik disimak, ketika kapal tersebut berlabuh di Sidon, Yulius mengizinkan Paulus mengunjungi para sahabatnya. Tentu saja, tak sekadar melepas rindu, namun itu menjadi kesempatan bagi Paulus untuk menguatkan para sahabatnya dan menjadi kesempatan bagi mereka untuk memperlengkapi kebutuhan Paulus sehari-hari.
Pertanyaannya: mengapa Yulius begitu baik kepada Paulus. Bisa jadi karena Yulius sungguh memahami Paulus ditangkap bukan karena tindakan kriminal, melainkan karena kepercayaannya. Dia sepertinya tahu bahwa tuduhan-tuduhan orang-orang Yahudi itu sendiri tanpa dasar. Kemungkinan besar, sikap dan pribadi Paulus membuat Yulius mengasihinya.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Janno Vaan