Zina

Sabda-Mu Abadi | 26 Januari 2025 | Mrk. 10:10-12
”Ketika mereka sudah di rumah, murid-murid itu bertanya lagi kepada Yesus tentang hal itu. Lalu kata-Nya kepada mereka, ’Siapa saja yang menceraikan istrinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia berzina terhadap istrinya itu. Jika si istri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berzina.’”
Yesus tidak menghendaki perceraian. Terlebih perceraian karena adanya pihak ketiga. Dalam kalimat Yesus jelas, alasan utama orang itu bercerai adalah ingin kawin dengan perempuan atau laki-laki lain. Artinya, mereka bercerai agar bisa menikah dengan orang lain. Jadi, bukan karena merasa tidak cocok lagi, tetapi karena ada yang dirasa lebih cocok. Dan di mata Yesus perceraian semacam itu tak beda dengan zina.
Mungkin kita bertanya-tanya, mengapa Sang Guru mengaitkan perceraian dengan zina. Sepertinya Yesus hendak mengingatkan betapa pentingnya kesetaraan antara suami dan istri. Tindakan perceraian memperlihatkan bahwa pihak yang menceraikan berada pada posisi yang lebih tinggi. Ia tidak lagi menjadi sesama bagi pasangan hidupnya sendiri. Ini sungguh tindakan jahat.
Tentu dalam suatu hubungan bisa terjadi gesakan di sana-sini, yang kemudian memunculkan predikat korban atau pelaku. Pada titik ini perlu dikembangkan keberanian untuk memohon ampun dan kerelaan untuk memberi ampun. Dan itulah hubungan sejati suami istri.
Menarik disimak, pengajaran ini tidak dilakukan dalam perdebatan di muka publik, tetapi di rumah. Itu berarti memang tidak untuk umum, tetapi khusus orang-orang yang mau mengikuti jejak Yesus. Dan para pengikut Yesus diajak untuk tidak pernah memikirkan kemungkinan perceraian.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Berikut tautan untuk mendengarkan versi siniar:
n.b.: Dukung pelayanan digital via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!