Berziarah bersama Rasul Paulus

Published by Kris Hidayat on

Jeda Sejenak di Perjalanan “Sabda-Mu Abadi”

Dalam kalender gerejawi hari raya Paskah kian menjelang. Beberapa bulan mendatang kita akan memasuki minggu Prapaskah dan Paskah. Momen peringatan atas peristiwa penyaliban Yesus Kristus di bukit Golgota dan kebangkitan-Nya.

Kali ini saya ingin mempersiapkan diri untuk menghayati Paskah dengan kegiatan yang bermakna. Saya memilih kegiatan membaca buku dan menulis. Berbagi inspirasinya sebagai pemaknaan Paskah.

Ketika membaca dan mengikuti renungan “Sabda-Mu Abadi”, saya menemukan seri bacaan yang cukup berat, namun menantang karena dipilih dari perjalanan Rasul Paulus. Perikop bersambung yang menjelaskan laporan penulis Injil Lukas dan kisah hidup Rasul Paulus.

Awalnya saya kesulitan menemukan bagian yang sungguh-sungguh baru dan menginspirasi karena nas terpilih yang pendek dan penjelasan yang singkat. Nyaris tanpa kerumitan teologi, layaknya bacaan harian lainnya. Hari demi hari saya berusaha mencari bagian mana yang perlu saya garis bawahi dan diberi warna stabilo.

Akhirnya, saya menemukan cara yang menjadi panduan agar tetap bisa menikmati dan merangkai satu kisah ke kisah berikutnya. Temuan ini semoga bisa membantu kita, lalu bersama-sama melakukan ziarah iman bersama Rasul Paulus dan tokoh-tokoh lain.

Baca Tuntas Perikop Alkitab yang Disarankan

Di baris awal setelah judul Sabda-Mu Abadi tertulis perikop yang menjadi acuan penulis. Ini adalah pijakan pertama. Apakah kita akan berhenti sejenak di sana atau langsung melompat pada nas terpilih dan membaca artikelnya. Bila memilih jeda, kita luangkan waktu sejenak untuk membuka ayat Alkitabnya.

Membaca ulang perikop—yang mungkin sudah sangat sering kita baca—merupakan persiapan untuk mengerti dan menemukan inspirasi baru. Bila kita bisa menuntaskan bagian yang melatarbelakangi renungan, terbuka jalan untuk menemukan hal penting lainnya. Motivasi demikian haruslah dimulai dengan sikap hormat pada otoritas Firman yang kita baca.

Baca Renungan atau Dengarlah Podcastnya

Pada saat membaca renungan “Sabda-Mu Abadi” kita selalu diajak untuk melihat tokoh-tokoh dan penggambaran pergumulan yang dihadapinya. Penjelasan yang baik membuat kita seperti tidak sekadar sedang membaca sejarah, tetapi tokoh-tokoh ini seakan berada dekat dan kita masuk dalam suasana kejadiannya.

Perikop Alkitab tidak lagi menjadi catatan, tetapi setahap demi setahap ketika kita membaca dan menghayatinya, tanpa terasa kita terbawa dan ikut menemaninya. Ketika renungan berhenti pada penutup, kita seperti berhenti di ruang lapang dan kita bisa mengisinya dengan pengalaman dan pemahaman kita sendiri. Waktunya firman Tuhan berbicara dan mengisi relung hidup kita.

Sebagai peneguhan, saya kembali pada kisah awal “Sabda-Mu Abadi” dengan cara memutar podcast dari bacaan paling awal di situs Spotify. Biasanya saya melakukannya ketika waktu senggang atau ketika berkendara. Dengan cara ini saya seolah sedang menikmati perjalanan tokoh Rasul Paulus dari waktu ke waktu.

Temukan dan Bagikan

Cara lain yang saya lakukan adalah—seperti pengalaman membaca Alkitab kesayangan dan kita tergoda untuk memberikan warna stabilo—saya membuat parafrasa. Saya membahasakannya kembali dan memperlihatkan bacaan dari sisi yang berbeda, bahkan seperti tidak pernah terpikirkan. Ini bagai sebuah penemuan, namun juga semacam tantangan untuk menggali parafrasa tersebut lebih lanjut.

Membaca tokoh Rasul Paulus mungkin mengingatkan kita pada referensi buku atau bacaan-bacaan yang pernah kita baca, atau informasi dan refleksi-refleksi yang pernah kita dengarkan sebelumnya. Membuat parafrasa lalu kita beri penekanan kemudian kita tuliskan akan memperkaya refleksi yang kita lakukan.

Pada tahap ini kita punya alasan untuk membagikan temuan parafrase tersebut kepada orang lain. Alasan pentingnya adalah karena kita menemukannya di dalam perjalanan iman kita.

Selamat memulai dan menikmati ziarah bersama Sang Firman.

Link Podcast: Podcast Sabda-Mu Abadi

Photo: Emanuela Boros/Unsplash