Tidak Berani
Tidak ada seorang pun yang dapat menjawab-Nya, dan sejak hari itu tidak seorang pun berani lagi menanyakan sesuatu kepada-Nya.
Tidak ada seorang pun yang dapat menjawab-Nya, dan sejak hari itu tidak seorang pun berani lagi menanyakan sesuatu kepada-Nya.
Sang Guru mengajak ahli Taurat yang menjebak-Nya untuk mengasihi orang lain seperti mengasihi dirinya sendiri.
Menyatakan Allah sebagai Bapa yang Mengasihi. Karena itu, mengasihi Allah sejatinya merupakan tindakan logis.
Orang Saduki berpikir menurut pikiran manusia. Mereka agaknya lupa bahwa manusia sesungguhnya hanyalah ciptaan.
Yesus mengajak membayar pajak sebagai warga negara, tetapi mereka tidak boleh taat buta kepada pemerintah karena pemerintah pun adalah hamba Allah.
Tak menghargai diri sama halnya dengan tak menghargai raja. Mereka lupa akan status mereka yang baru. Mereka tetap berkutat pada status lama mereka.
Hak sebagai umat Allah akan dicabut dari mereka yang tidak mau menjalankan kewajiban sebagai umat Allah.
Mereka tak hanya membunuh utusan, bahkan juga anak dari sang pemilik. Sungguh pemberontakan sempurna!
Yesus menyatakan dengan terus terang bahwa merekalah yang dimaksudkan dengan anak yang taat, tetapi ternyata tak melakukan kehendak ayahnya.