Doa

Sabda-Mu Abadi | 12 Januari 2025 | Mrk. 9:28-29
”Ketika Yesus masuk ke rumah, dan murid-murid-Nya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka kepada-Nya, ’Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?’ Jawab-Nya kepada mereka, ’Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan doa.’”
Para murid penasaran. Mengapa mereka tidak sanggup mengusir roh itu. Dan itu jugalah yang membuat Sang Guru marah kepada mereka.
Yesus sendiri menjawab singkat. Dalam Perjanjian Baru Bahasa Indonesia Sederhana tertera: ”Roh jahat semacam itu tidak bisa diusir dengan cara apa pun kecuali dengan berdoa.”
Berdoa berarti bersekutu dengan Allah. Doa sendiri mensyaratkan kepercayaan penuh kepada Allah. Itulah dasar Yesus memarahi para murid-Nya. Ia menyatakan bahwa para murid kurang percaya kepada-Nya.
Jelas di sini, doa bukanlah sekadar rentetan kata. Juga bukan hanya deretan permintaan. Doa adalah persekutuan dua pribadi dengan dasar saling percaya. Allah tentu memercayai kita tanpa syarat. Persoalannya adalah apakah kita sungguh memercayai-Nya?
Percaya kepada Allah akan memungkinkan kita untuk menjalani kehendak-Nya secara utuh. Bulat, tanpa kompromi, juga alasan. Dan ketika kehendak Allah telah menjadi kehendak kita, apa yang kita minta pasti terkabul. Sebab, Allah tak mungkin mengingkari kehendak-Nya sendiri.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Berikut adalah tautan untuk mendengarkan versi siniar:
n.b.: Dukung pelayanan digital via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!