Getun
Sabda-Mu Abadi | 26 November 2024 | Mrk. 5:35-43
”Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata, ’Anakmu sudah meninggal, untuk apa engkau masih menyusahkan Guru?’ Namun, Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat, ’Jangan takut, percaya saja!’” (Mrk. 5:35-36).
Bagaimana perasaan Yairus kala Yesus menunda perjalanan ke rumahnya? Mungkin ia jengkel. Anaknya sudah sekarat! Mengapa Yesus malah berhenti? Ia tak bisa berbuat banyak.
Naasnya, baru saja rombongan itu hendak meneruskan perjalanannya, ada utusan keluarga yang memberi kabar bahwa anak perempuannya telah tiada.
Bisa jadi Yairus getun. Kalau saja tidak ada interupsi di tengah jalan, tentu anaknya selamat. Dan pada titik itu, sebelum kekecewaannya bertambah besar, Yesus menenangkannya. Yesus tegas berkata, ”Jangan takut, percaya saja!” Dan anak perempuannya pun selamat.
Sepertinya Yairus, kepala rumah ibadat itu, belajar untuk tidak bersikap egois. Tuhan memang peduli dengannya. Namun demikian, Yairus tidak mungkin memonopoli kasih setia Tuhan hanya untuk dirinya sendiri. Kasih setia Tuhan memang untuk setiap orang.
Pada titik ini mungkin Yairus juga belajar untuk mengubah perhatian dari diri sendiri kepada orang lain. Ia belajar meski keadaannya susah, itu bukan alasan untuk tidak memperhatikan orang lain.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar: