Hamba-hamba

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 26 Agustus 2023 | Tit. 2:9-10

”Hamba-hamba hendaklah taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada mereka, jangan membantah, jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita.”

Dalam sistem perbudakan yang masih membudaya pada zaman itu, Paulus menganjurkan—melalui Titus tentunya—untuk menekankan ketaatan tanpa syarat kepada para budak yang telah menjadi Kristen.
Pada waktu itu, sebelum tuannya membebaskan seorang budak, ia tetap menjadi milik tuannya. Sang tuan berkuasa mutlak atas dirinya. Boleh dikata sang budak tak boleh mempunyai keinginan yang berlawanan dengan kehendak tuannya.

Tentu saja, ketika mereka menjadi Kristen, Kristus telah memerdekakan mereka. Namun, kemerdekaan itu tidak membebaskan mereka untuk memberontak. Sebaliknya, Paulus meminta mereka untuk tunduk sepenuhnya kepada sang tuan.

Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Hamba-hamba harus tunduk kepada tuannya, dan menyenangkan hatinya dalam segala hal. Mereka tidak boleh membantah, atau mencuri. Hendaklah mereka menunjukkan bahwa mereka selalu bersikap baik dan setia, supaya dengan sikap mereka itu orang memuji ajaran tentang Allah, Penyelamat kita.”

Nasihat untuk menaati sang tuan sebagaimana budaya masa itu bermuara pada kerinduan bahwa orang memuliakan ajaran Kristen. Dengan kata lain, mereka mengakui bahwa ajaran Kristen tidak merugikan para pemilik budak. Dan ketika para budak Kristen menaati tuannya dengan tulus, bisa jadi para tuannya itu akhirnya mengasihi budak-budak itu dengan tulus pula.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:

Foto: Unsplash/Austin R.