Jaga Diri

Sabda-Mu Abadi | 8 Desember 2022
”Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri. Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu. Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka.” (Kis. 20:28-32)
Demikianlah nasihat Paulus kepada pemimpin jemaat di Efesus. Para pemimpin jemaat itu mesti menjaga diri sendiri serta kawanan domba Allah yang dipercayakan kepada mereka. Menjaga diri sendiri menjadi penting karena mereka adalah pemimpin. Jika pemimpin tak mampu menjaga diri, bagaimana pula menjaga umat yang mereka pimpin?
Pemimpin umat, karena berada di puncak piramida, memang rentan jatuh. Makin tinggi, makin banyak angin. Karena berada di depan, sering malah—saking percaya dirinya—gampang tersesat. Makin maju, yang lainnya teringgal di belakang, malah makin besar kemungkinan berbuat salah karena tidak lagi mampu mendengarkan pendapat orang.
Ya, pemimpin harus punya pertahanan diri tinggi karena dia pemimpin. Ia bukan orang biasa, tetapi pribadi yang dipercaya Allah untuk menggembalakan umat Allah karena pengurbanan Anak Allah. Dan karena dipercaya Allah, semestinya dia harus lebih mampu memercayakan dirinya kepada Allah ketimbang umat yang dia pimpin. Kejatuhan pemimpin sering terjadi karena lebih percaya pada diri sendiri ketimbang kepada Allah, Sang Empunya domba!
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Sumber Foto: Unsplash/S-cphoto