Kalau Engkau Mau

Sabda-Mu Abadi | 1 November 2024 | Mrk. 1:40-42
”Seorang penderita sakit kulit yang menajiskan datang kepada Yesus, dan sambil bersujud di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya, ’Kalau Engkau mau, Engkau dapat menahirkan aku.’ Lalu tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan. Ia mengulurkan tangan-Nya, menyentuh orang itu dan berkata kepadanya, ’Aku mau, jadilah tahir.’ Seketika itu juga lenyaplah penyakit kulit orang itu dan ia menjadi tahir.”
Penyakit kulit yang menajiskan ini bukanlah penyakit kusta yang disebabkan Micobacterium leprae. Namun, penyakit akibat jamur yang membuat kulit melepuh merah. Dalam masyarakat Yahudi waktu itu, penderita penyakit macam begini dianggap najis. Orang yang bersentuhan dengannya akan menjadi najis.
Karena itu, mereka biasa tinggal di luar kota agar masyarakat tidak tertular. Mereka orang buangan. Jika terpaksa berjalan di tengah keramaian, mereka harus berteriak, ”Najis… najis!” agar yang sehat menyingkir.
Mereka tak ubahnya mayat hidup. Secara jasmaniah hidup, namun dianggap mati. Lebih tepat, dimatikan masyarakatnya. Bahkan, mereka tidak diizinkan mengikuti ibadah karena dianggap tidak bersih.
Orang yang menemui Yesus bisa disebut anomali, kekecualian. Tanpa mengindahkan aturan, ia mendatangi Yesus. Tindakan yang bukan tanpa risiko. Biasanya orang akan menyingkir bila berpapasan dengan penderita kusta. Ia siap ditolak. Tekadnya satu: hidup lahir batin.
Wajarlah jika ia tidak meminta Yesus menyembuhkannya. Ia tak hanya ingin sembuh, tetapi tahir. Penderita penyakit kulit yang telah sembuh memang tidak serta merta diterima masyarakatnya. Ia harus mendatangi imam untuk mendapatkan sertifikasi perihal kesembuhannya.
Ia mengimani bahwa Yesus mampu menolong. Namun demikian, imannya itu tidak membuat dia memaksa Yesus. Ia ingin sekali tahir. Namun, Ia membiarkan Yesus mengambil keputusan. Karena itu, ia memohon, ”Kalau Engkau mau, Engkau dapat menahirkan aku.”
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar: