Kedaluwarsa

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 16 Januari 2024 | Yak. 5:1-3

”Jadi, sekarang, kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah atas kemalangan yang akan menimpa kamu! Kekayaanmu sudah busuk, dan pakaianmu telah dimakan ngengat! Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari terakhir.”

Tak salah menjadi kaya. Yang salah adalah ketika mereka tak mampu mengelola kekayaannya itu dengan semestinya. Kekayaan semestinya tak hanya disimpan, melainkan dikelola untuk kepentingan banyak orang.

Misalnya, kekayaan itu bisa dijadikan modal usaha. Usaha yang dijalankan bukan bertujuan untuk meningkatkan modal melulu. Namun, lebih dari itu, untuk menciptakan lapangan kerja bagi orang lain. Dengan kata lain, usaha itu bertujuan untuk menyejahterakan orang lain juga.

Ketika kekayaan hanya disimpan, pastilah akan rusak juga. Bagaimanapun setiap barang ada kedaluwarsanya. Ada jangka waktunya. Tidak memanfaatkannya hanya akan berbuah penyesalan. Yang paling menyedihkan, melihat barang-barang yang hancur karena usia, ngengat, dan karat.

Apalagi makanan. Menumpuk makanan bukanlah tindakan bijak. Bagikanlah makanan itu sebelum basi. Jika sudah basi, tiada guna sama sekali. Tidak buat kita, juga orang lain. Dan itulah kemalangan yang akan menimpa orang yang lebih suka menumpuk ketimbang membagikan kekayaan.

Dengan kata lain, Yakobus mengingatkan pembaca suratnya untuk mau berbagi. Sebab, semua ada kedaluwarsanya.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:

Foto: Unsplash/Markus W.