Kepala di Atas Pinggan

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 5 Desember 2024 | Mrk. 6:28

”Ia membawa kepala itu di sebuah pinggan dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya.”

Kepala di atas sebuah pinggan. Ya, kepala; bukan kelapa. Bukan kepala ayam, namun kepala manusia. Bukan pula manusia sembarangan, melainkan Yohanes Pembaptis—yang suaranya menggetarkan padang gurun Yudea.

Pinggan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah piring makan yang besar. Yang biasa disajikan di atas meja-meja pesta untuk menjadi tempat lauk-pauk. Artinya, disediakan bukan untuk satu orang saja, tetapi untuk semua undangan pesta.

Sepertinya Herodias berupaya mempermalukan Yohanes Pembaptis. Ini sejatinya absurd karena sang nabi sendiri sudah mati sehingga tidak merasakan apa-apa lagi. Bisa jadi, sang permaisuri ini hendak memperlihatkan kepada para tamu bahwa dia sungguh pribadi yang berkuasa. Dan para tamu diajak untuk melihat kejahatan dengan mata kepala mereka sendiri.

Kejahatan yang terlihat jelaslah bukan hanya soal pemenggalan kepala. Namun, ketika orang mempertontonkan kejahatan di hadapan banyak dan mengajak orang banyak untuk menikmati tindakan jahat itu.

Yang juga gamblang terlihat, anak gadis Herodias sepertinya melakukan semuanya itu dengan dingin. Tanpa perasaan sama sekali. Tidak ada rasa jijik atau ngeri menerima pinggan yang berisi kepala Yohanes Pembaptis dan membawanya kepada sang ibu.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar:

Foto: Unsplash/Mink Mingle