Kesaksian Paulus

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 19 Desember 2022

”Aku adalah orang Yahudi, lahir di Tarsus di tanah Kilikia, tetapi dibesarkan di kota ini; dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel dalam hukum nenek moyang kita, sehingga aku menjadi seorang yang giat bekerja bagi Allah sama seperti kamu semua pada waktu ini. Aku telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara. Tentang hal itu baik Imam Besar maupun Majelis Tua-tua dapat bersaksi. Dari mereka aku telah membawa surat-surat untuk saudara-saudara di Damsyik dan aku telah pergi ke sana untuk menangkap penganut-penganut Jalan Tuhan, yang terdapat juga di situ dan membawa mereka ke Yerusalem untuk dihukum.” (Kis. 22:3-5)

Demikianlah awal pembicaraan Paulus. Dengan cara demikian Paulus hendak memperlihatkan bahwa dia sebelumnya adalah seorang Yahudi taat sama seperti orang-orang yang mendengarkannya. Tak sekadar orang Yahudi taat, Paulus adalah murid Gamaliel, seorang guru agama Yahudi berpengaruh pada zamannya.

Gamaliellah yang pernah menasihati rekan-rekannya dalam Mahkamah Agama agar tidak bertindak gegabah terhadap para rasul: ”Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap, tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah” (Kis. 5:38-39). Sepertinya, dengan menyebut nama sang guru, Paulus hendak mengingatkan para pendengarnya bahwa mereka pun mesti bertindak arif. Jika tidak, mereka sama halnya melawan Allah.

Paulus juga menjelaskan betapa dirinya pun pernah menganiaya orang Kristen. Bahkan meminta lisensi dari imam besar untuk menangkap orang-orang Kristen di Damsyik dan membawanya ke Yerusalem. Dengan cara demikian agaknya Paulus hendak menyatakan bahwa jika dia berubah menjadi seorang Kristen, itu merupakan hal yang tak terelakkan baginya. Dia sendiri tak mungkin menolaknya. Bahkan meyakininya sebagai anugerah.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:

Sumber Foto: Unsplash/Ilse Stokking