Lalu (2)

Sabda-Mu Abadi | 16 Januari 2025 | Mrk. 9:36-37
”Lalu Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka, ’Siapa yang menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Siapa yang menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku.’”
Yesus mengambil anak tersebut. Tentunya, tidak dengan paksa. Sepertinya anak itu senang saat Yesus mengambilnya. Bagaimana paras Yesus saat itu? Senyum atau cemberut? Kita bisa menduga, Yesus tidak sedang cemberut.
Kemudian Yesus menempatkan anak itu di tengah-tengah. Ia bukan tontonan. Bukan. Yesus menempatkan anak itu di tengah-tengah agar ia menjadi fokus perhatian. Kata dasar ”perhatian” adalah hati! Artinya, anak itu menjadi fokus-kasih.
Fokus pemimpin bukanlah diri sendiri, melainkan orang yang dia pimpin. Fokus pelayanan tidaklah diri sendiri, melainkan sekelompok orang yang dipimpin. Dan semuanya itu mesti berdasarkan kasih.
Akhirnya, Yesus memeluk anak itu. Perhatian tak ada manfaatnya jika tidak berbuah dalam tindakan. Kasih harus diekspresikan. Dan Yesus melakukan tindakan nyata.
Tak hanya itu, ada frasa ”dalam nama-Ku”. Pelayanan yang tidak dilakukan dalam nama Kristus akan terjebak dalam humanisme. Ujung-ujungnya: kepuasan kemanusiaan kita.
Pelayanan seperti itu baik, tetapi akan membuat kita menjadi pusat. Pelayanan kita semestinya menjadikan Allah sebagai pusat. Pelayanan berdasarkan kemanusiaan belaka akan membuat si pelayan dimuliakan. Atau, ia akan menjadi idola. Ini bukan pelayanan Kristen. Ini namanya Lembaga Swadaya Masyarakat.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Berikut adalah link untuk mendengarkan versi siniar:
n.b.: Dukung pelayanan digital via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!