Limpah Anugerah

Sabda-Mu Abadi | 24 Februari 2023 | Rm. 5:20-21
”Hukum Taurat masuk, dan akibatnya pelanggaran menjadi semakin banyak. Namun, di mana dosa bertambah banyak, di sana anugerah menjadi berlimpah-limpah, supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian anugerah akan berkuasa melalui pembenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.”
Logika sederhana Paulus kembali diungkapkan di sini. Sebelum ada aturan, tindakan seburuk apa pun bukanlah pelanggaran. Suatu tindakan baru menjadi pelanggaran setelah ada aturan yang dibuat. Tak ada aturan, tiada pelanggaran.
Dosa membuat manusia cenderung melakukan kejahatan. Dan ketika dihadapkan pada hukum Taurat nyatalah betapa banyaknya pelanggaran itu. Bahkan, menurut Paulus, mengutip Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini, ”Semakin manusia berusaha mentaati hukum itu, semakin mereka melanggarnya dan berdosa terhadap Allah.”
Dosa membuat manusia frustrasi. Bahkan, ketika seseorang berupaya secara tulus menaati hukum Taurat, bisa jadi ada godaan bagi dia untuk merasa puas karena merasa lebih hebat dari orang lain. Inilah yang dikritik keras Yesus Orang Nazaret melalui perumpamaan dua orang yang berdoa di Bait Allah (Luk. 18:9-14).
Perhatikan doa orang Farisi itu: ”Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezina dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.” Inilah godaan bagi orang yang merasa telah menaati perintah Allah.
Meski demikian, ini jugalah inti pelajaran Paulus dalam bagian ini. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Namun semakin manusia berbuat dosa, Allah semakin pula mengasihi mereka.” Inilah salah satu sifat anugerah—berlimpah. Kalau tidak berlimpah—apalagi pakai beragam syarat—bukan anugerah namanya.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Yudhistirama