Mengingat dalam Doa

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 11 September 2023 | Flm. 1:4

”Aku mengucap syukur kepada Allahku, setiap kali aku mengingat engkau dalam doaku.”

Inilah yang menarik dalam diri Paulus. Ia mengingat Filemon dalam doa. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Setiap kali saya berdoa, saya menyebut nama Saudara dan mengucap terima kasih kepada Allah.”

Doa adalah hubungan pribadi manusia dengan Allah. Karena itu, berkait isi doa, pribadi yang tahu, ya cuma dua pribadi itu: manusia yang berdoa dan Allah yang mendengar doa. Sehingga, doa syafaat—doa untuk orang lain—sesungguhnya tindakan istimewa.

Ketika seseorang berdoa bagi orang lain, jelaslah bahwa orang itu penting di matanya. Begitu penting, sehingga ia merasa perlu menyebut nama orang tersebut dalam doanya. Ia merasa perlu meminta berkat Allah bagi orang tersebut. Sesungguhnya itulah hal terbaik yang dapat kita berikan untuk orang lain.

Hanya soalnya, manusia memang lebih suka mengingat dirinya sendiri dalam doa. Kenyataan ini sejatinya hanya memperlihatkan keegoisan dirinya. Ia ingin mengangkangi berkat Allah hanya untuk dirinya sendiri dan demi kepentingannya sendiri. Dan itulah yang tidak dilakukan Paulus.

Mengapa Paulus mengingat orang lain dalam doanya? Bisa jadi karena ia menyadari bahwa ada yang berdoa untuk dirinya. Setidaknya ada Dua Pribadi yang bersyafaat baginya, yakni Yesus Orang Nazaret dan Roh Kudus.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:

Foto: Unsplash/Anaya K.