Murid-murid yang Pertama

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 24 Oktober 2024 | Mrk. 1:16-20

Kisah pemanggilan murid-murid yang pertama memperlihatkan kepada kita bahwa dalam setiap masa dan tempat Allah memanggil manusia untuk menjadi saksi-Nya. Dan tak sedikit manusia yang merespons panggilan itu meski kadang kurang kita pahami.

Mengenai Simon dan Andreas, penulis Injil Markus menulis: ”Lalu mereka segera meninggalkan jala mereka dan mengikuti Dia” (Mrk. 1:18). Dua bersaudara itu meninggalkan pekerjaan mereka. Mereka melepaskan mata pencarian untuk suatu pekerjaan yang lebih berarti meski belum pasti.

Ini sungguh langkah iman. Mereka meninggalkan kemapanan dan mengarahkan diri pada yang tak tentu. Itu berarti mereka menyerahkan diri sepenuhnya kepada Sang Pemanggil. Agaknya, kita perlu menggaungkan kata tanya ”mengapa”.

Kita bisa menduga, baik Simon maupun Andreas tak begitu tahu frasa ”penjala manusia”. Namun, kenyataan bahwa mereka dipilih sepertinya membuat mereka yakin itu bukan pekerjaan sembarangan.

Dan yang memilih mereka bukan orang sembarangan. Yohanes Pembaptis telah memberi kesaksian tentang orang tersebut sebagai Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia (Yoh. 1:29).

Tentunya menjadi penjala manusia sesungguhnya barulah janji Yesus. Yang namanya janji pasti belum terjadi. Masih nanti. Akan tetapi, mereka percaya dengan Sang Pemberi Janji itu. Jangan pula kita lupa, penjala manusia bukanlah panggilan utama. Panggilan pertama, dan yang utama, adalah mengikut Yesus.

Ajakan yang ditujukan Yesus kepada Simon dan Andreas, secara harfiah dapat diterjemahkan, ”Mari, ke belakang-Ku!” Maksudnya bukan hanya mengikut secara fisik, melainkan menjadi murid atau pengikut. Menurut Stefan Leks, dalam Perjanjian Lama, ”berjalan di belakang” berarti taat mutlak.

Itu berarti orang yang mengikut Yesus memang harus meninggalkan segala sesuatunya: mata pencarian, keluarga, juga harta. Mereka menjadi senasib dengan Yesus. Bukankah Yesus pun meninggalkan pekerjaan-Nya? Ya, menjadi pengikut Yesus berarti menjadi mirip dengan-Nya.

Yakobus dan Yohanes meninggalkan ayah mereka. Tentunya, itu tidak berarti mereka membenci orang tuanya. Namun, panggilan Yesus menjadi yang terutama dalam hidup mereka.

Baru setelah mau mengikut Yesus, mereka dapat belajar dari Yesus perihal menjadi penjala manusia. Sebagaimana Yesus menjala mereka berempat, mereka pun dipanggil untuk menjadi penjala manusia.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan Sabda-Mu Abadi dalam versi siniar:

Foto: Unsplash/Joachim L.