Rancangan

Published by Admin on

”Sebab, Aku mengetahui rancangan-rancangan yang Kupikirkan mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan malapetaka, untuk memberikan kepadamu masa depan yang penuh harapan” (Yer. 29:11).

Pak Wawan dibuang oleh keluarganya lalu dibawa ke satu panti sosial di Tangerang. Sudah lima tahun dia hidup di atas kursi roda karena beban penderitaan yang dirasakan. Ibu Yeyen memiliki jalan hidup yang mirip, 10 tahun sudah hidup di panti karena sakit dan dibuang juga oleh keluarganya. Bagi mereka berdua, hidup sudah berakhir. Sakit, sendirian, miskin, dan tanpa harapan. Selama itu mereka tinggal di panti yang sama, tetapi berlainan gedung.

Ketika kami memulai pelayanan kebaktian, mereka dibawa oleh para petugas untuk ikut acara di aula, disitulah kesempatan satu-satunya mereka bisa keluar dari kamar dan beribadah bersama. Lalu minggu lalu ketika saya sedang melakukan pelayanan rutin, mereka berdua mengatakan bahwa mereka jatuh cinta satu dengan yang lain. Sambil berpegangan tangan selama kebaktian mereka penuh senyum dan bahagia, walaupun sama-sama di kursi roda.

Saya tidak menyangka bahwa kegiatan kebaktian yang kami adakan sejak lima tahun silam di panti sosial ini, ternyata mempertemukan kedua orang tua yang sudah habis harapan, kembali berharap dalam cinta. Kebaktian sederhana yang hanya menyanyikan lagu-lagu rohani anak mirip kelas Sekolah Minggu, menjadi alat untuk membawa harapan bagi para manusia yang terbuang dan sendirian. Mereka yang hanya dianggap sebagai seonggok daging yang terbaring di dipan-dipan, ternyata Tuhan memiliki rancangan damai sejahtera dan kehidupan yang penuh harapan. Di tempat yang dingin dan murung bagi orang-orang yang terbuang ini, Tuhan masih hadir dan menguatkan umat-Nya.

Ketika Nabi Yeremia menyampaikan Sabda Allah bahwa Dia memiliki rancangan bagi kita, sesungguhnya berarti rancangan-Nya melampaui pikiran, masalah, dan keadaan kita semua. Persoalan yang sepertinya sangat pelik, tidak menghentikan penyataan rancangan-Nya bagi umat-Nya, yaitu kehidupan dan hari depan yang penuh dengan harapan dan damai sejahtera.

Kisah Pak Wawan dan Ibu Yeyen menjadi salah satu bukti bahwa di tempat di mana dianggap tiada lagi harapan, Tuhan sanggup mengambil kendali dan memberi mukjizat akan hidup yang penuh sukacita. Hidup tidak akan berakhir tragis di dalam rancangan-Nya.

Serahkanlah hidupmu kepada Allah, dalam rancangan-Nya engkau akan mengalami kehidupan yang sejati, hidup yang benar-benar hidup dan bukan sekadar hidup.

Ucok Gultom | Sobat Media penulis buku “Renung”

Foto: Unsplash/Age Cymru