Sampai Kapan?

Sabda-Mu Abadi | 10 Januari 2025 | Mrk. 9:14-19
”Lalu Yesus bertanya kepada mereka, ’Apa yang kamu persoalkan dengan mereka?’ Jawab seorang dari orang banyak itu, ’Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu, karena ia kerasukan roh yang membisukan dia. Setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya berkertak dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah meminta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat.’ Lalu kata Yesus kepada mereka, ’Hai generasi yang tidak percaya, sampai kapan Aku harus tinggal di antara kamu? Sampai kapan Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu kepada-Ku!’” (Mrk. 9:16-18).
Sang Ayah sungguh berharap bahwa para murid—sebagaimana Sang Guru—pasti mampu menyembuhkan anaknya. Karena itu, ketika tahu bahwa Yesus Orang Nazaret sedang tidak berada di tempat, ia memercayakan anaknya kepada para murid Yesus. Dalam pemikirannya, seorang murid pasti mewarisi ilmu gurunya setelah beberapa lama belajar. Namun, ya itu tadi, para murid ternyata tak mampu memenuhi harapan orang tua itu.
Menarik disimak, Yesus malah memarahi para murid-Nya. Di Perjanjian Baru dalam Bahasa Indonesia Sederhana tertera: ”Bukan main kalian! Kalian kurang percaya kepada Aku! Sampai kapan Aku harus terus berada bersama kalian dan sabar terhadap kalian?”
Dalam pandangan Yesus, para murid tidak sungguh percaya kepada-Nya. Itulah yang menyebabkan mereka tidak mampu mengusir roh jahat dari anak tersebut. Dan kalau demikian halnya para murid belum siap ditinggal Sang Guru. Dan itulah yang membuat Yesus marah.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar: