Seimbang
Sabda-Mu Abadi | 17 Juli 2023 | 2Tim. 1:15-18
”Engkau tahu bahwa semua mereka yang di daerah Asia berpaling dari aku, termasuk Figelus dan Hermogenes. Tuhan kiranya mengaruniakan rahmat-Nya kepada keluarga Onesiforus yang telah berulang-ulang menyegarkan hatiku. Ia tidak malu menjumpai aku di dalam penjara. Ketika di Roma, ia berusaha mencari aku dan sudah juga menemui aku. Kiranya Tuhan menunjukkan rahmat-Nya kepadanya pada hari itu. Betapa banyaknya pelayanan yang ia lakukan di Efesus engkau sangat mengetahuinya.”
Nada miris terdengar ketika Paulus berkisah soal orang-orang dari daerah Efesus, terutama Figelus dan Hermogenes. Mereka tidak ada yang menjenguk Paulus dalam penjara di Roma. Pada titik ini sang rasul merasa ditinggalkan. Bagaimanapun, Efesus merupakan kota yang paling lama dikunjungi Paulus.
Bisa jadi mereka tidak mau ambil risiko. Paulus telah menjadi tahanan di Roma. Itu berarti di mata penguasa romawi ia adalah seorang narapidana—orang yang harus dipenjara untuk menunaikan hukumannya.
Namun, serentak dengan keberadaan banyak orang yang tidak menghiraukannya, Paulus terhibur dengan keluarga Onesiforus. Baginya, apa yang dilakukan Onesiforus sungguh-sungguh menyegarkan hatinya. Dan karena itu, Paulus berharap Tuhan menunjukkan rahmatnya kepada Onesiforus.
Dari keterangan Paulus ini jelaslah bahwa Allah tidak membiarkan Paulus seorang diri. Memang banyak orang melupakannya karena takut mengambil risiko, namun ada seorang yang tetap menghiraukannya. Dan itu seharusnya menjadi kekuatan Paulus. Jika Paulus hanya memikirkan banyak orang yang melupakannya, bisa jadi itu hanya akan membuatnya frustrasi. Akan tetapi, sekali lagi, ada penghiburan.
Dengan kata lain, penting bagi Paulus, juga kita, untuk berpikir seimbang. Di tengah gelapnya persahabatan, ada secercah sinar yang akan membuat kita mampu bertahan.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Jon F.
