Membuka Hati
”Tuhan ada di sana. Ia menyertai kita. Baik di kala suka, apalagi di kala duka.” Apa pun keberadaan kita sekarang ini, apa pun yang kita rasakan, percayalah bahwa Allah ada.
”Tuhan ada di sana. Ia menyertai kita. Baik di kala suka, apalagi di kala duka.” Apa pun keberadaan kita sekarang ini, apa pun yang kita rasakan, percayalah bahwa Allah ada.
”Sungguh, di hadapan TUHAN berdiri yang diurapi-Nya” (1 Sam. 16:6). Demikianlah komentar Samuel ketika pertama kali melihat Eliab.
”Sesungguhnya Aku membuat perjanjian-Ku dengan kamu dan dengan keturunanmu, dan dengan segala makhluk hidup yang bersamamu: segala burung, ternak dan binatang liar yang bersamamu, yang keluar dari bahtera itu, segala binatang di bumi. Aku menetapkan perjanjian-Ku dengan kamu bahwa sejak ini segala makhluk tidak akan dilenyapkan oleh air bah lagi, dan tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi.” (Kej. 9:9-11).
Kita adalah milik Allah. Alasan inilah yang semestinya membuat kita berseru bersama Daud: ”Bernyanyilah bagi Allah, bermazmur bagi nama-Nya, tinggikanlah Dia yang mengendarai awan! Nama-Nya ialah TUHAN; beria-rialah di hadapan-Nya!” (Mzm. 68:5). Ya, beria-rialah di hadapan-Nya!
Ketika kita memejamkan mata dan berkonsentrasi dengan hati, maka kita mampu membuat keputusan yang benar, baik bagi diri sendiri, orang lain, maupun bagi Tuhan.