Keinginan
Namun, tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa.
Namun, tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa.
Belas kasihan Allah. Itulah yang diperlihatkan Yesus Orang Nazaret. Dan belas kasihan Allah itu jugalah yang hendak ditularkan kepada para murid-Nya untuk bertindak magis. Magis (dibaca mahgis) adalah istilah Latin berarti lebih, yang diperkenalkan Ignatius de Loyola. Para murid mengusulkan untuk menyuruh orang banyak itu pulang agar bisa cari makan masing-masing, tetapi Sang Guru berkata, ”Kamu Harus memberi mereka makan.” Pada titik ini Yesus mengajak para murid untuk memperjuangkan berkat bagi orang lain.
Ia memilih menjual seluruh miliknya untuk membeli ladang tersebut. Dan semuanya itu dilakukan karena sukacitanya. Sukacita menjadi alasan kuat bagi dia untuk mengambil keputusan yang sulit. Karena dia paham, harta yang terpendam itu lebih berharga ketimbang semua harta milikinya.
Memandang ringan hak kesulungan sejatinya menyepelakan Tuhan Sang Pemberi. Memandang sepele diri demi sesuap nasi sesungguhnya juga memandang sebelah mata kepada Tuhan—Sang Pemberi Hidup. Menyepelekan status diri tak beda dengan mengecilkan Tuhan—Sang Pemberi.