Terhadap Semua Orang
Sabda-Mu Abadi | 30 Agustus 2023 | Tit. 3:2
”Janganlah mereka memfitnah, hendaklah mereka cinta damai, selalu ramah, dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang.”
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ”fitnah” merupakan kata benda yang berarti: ”perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang (seperti menodai nama baik, merugikan kehormatan orang)”. Jelaslah, fitnah mirip dengan hoaks. Dari sini muncullah kata kerja ”memfitnah” yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti: ”menjelekkan nama orang (menodai nama baik, merugikan kehormatan, dan sebagainya).”
Pertanyaannya: mengapa orang merasa perlu memfitnah? Bisa jadi karena ingin dipandang lebih baik dari yang difitnah. Setidaknya, ia tidak—dalam pandangan orang banyak—seperti yang difitnahnya.
Kemungkinan besar karena sulit bagi dia untuk berkompetisi secara wajar. Fitnah akan membuat dirinya berada di atas angin. Ya, fitnah kebanyakan muncul dari rasa iri. Dan, karena yang difitnah merasa dirugikan, fitnah sering bermuara pada pertengkaran.
Oleh karena itu, Paulus—melalui Titus—mewanti-wanti agar warga jemaat di Kreta cinta damai, selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang. Cinta damai berarti selalu berupaya hidup damai dengan orang lain. Tentu saja itu hanya mungkin dilakukan jika dia telah berdamai dengan keberadaan dirinya—seluruh kelemahan diri.
Cinta damai itu terwujud dalam sikap selalu ramah dan lemah lembut terhadap semua orang. Ya, semua orang, tanpa kecuali. Dan selalu berarti tanpa henti.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Masaaki Komori