Tidak Memandang Muka
Sabda-Mu Abadi | 6 Februari 2023 | Rm. 2:9-11
”Penderitaan dan kesengsaraan akan menimpa setiap orang yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani, tetapi kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani. Sebab Allah tidak memandang muka.”
Allah tidak pandang bulu. Tak ada anak emas atau anak perunggu. Semua orang yang suka berbuat jahat akan sengsara dan menderita, namun semua yang suka berbuat baik akan diberi kemuliaan dan kehormatan serta kesejahteraan. Dan Allah memperlakukan semua orang sama.
Mengapa? Karena keadilan Allah tidak mungkin membiarkan semua peristiwa, baik atau jahat—berlangsung di hadapan-Nya—tanpa penilaian. Semua dinilai, semua ditimbang. Tuhan tidak tidur. Dan semua orang tidak mungkin berdalih di hadapan Allah—Sang Maha Tahu.
Jika demikian, mengapa Paulus merasa perlu menggunakan frasa ”pertama-tama orang Yahudi”? Sepertinya Sang Rasul hendak mengingatkan bahwa Allah memang telah memilih Bangsa Israel menjadi umat-Nya agar menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain. Sehingga bangsa-bangsa lain juga menjadi umat Allah.
Hanya, persoalan besarnya, Israel tak mampu menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain. Hak istimewa—sebagai umat yang dipilih Allah menjadi milik-Nya—malah menjadikannya sombong, bahkan menolak hidup sebagai umat Allah.
Namun demikian, dalam Yesus Kristus, Allah menyelamatkan semua orang. Jika dalam kisah Abraham, Allah memilih Israel untuk menjadi berkat bagi semua bangsa; penyelamatan Yesus tak lagi menggunakan cara yang sama. Penyelamatan Yesus tertuju langsung bagi semua orang. Sayangnya orang Yahudi pun banyak menolaknya, sehingga Paulus merasa perlu mengingatkan dengan frasa ”pertama-tama orang Yahudi”.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Doidam10