Agabus

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 13 Desember 2022

(Kis. 21:10-13)

”Setelah beberapa hari kami tinggal di situ, datanglah dari Yudea seorang nabi bernama Agabus. Ia datang pada kami, lalu mengambil ikat pinggang Paulus. Sambil mengikat kaki dan tangannya sendiri ia berkata: “Demikianlah kata Roh Kudus: Beginilah orang yang empunya ikat pinggang ini akan diikat oleh orang-orang Yahudi di Yerusalem dan diserahkan ke dalam tangan bangsa-bangsa lain” (Kis. 21:10-11)

Penangkapan Paulus telah dinubuatkan. Dan nubuat itu tidak hanya diberikan kepada Paulus, tetapi juga kepada para pengikut Kristus di Tirus, dan dalam catatan Lukas ini kepada Agabus.

Penyampaian nubuat kepada lebih dari satu orang ini memperlihatkan kepada kita bahwa berkait dengan kepentingan orang banyak, biasanya Roh Kudus memberikan nubuat kepada lebih dari satu orang. Tujuannya tentu saja untuk saling menguatkan nubuat tersebut. Kalau hanya kepada satu orang saja, tentu saja nubuat itu agak susah diuji, apakah nubuat itu memang dari Allah atau dari diri sendiri.

Menariknya, meski sering mendengar bahwa Paulus akan ditangkap oleh orang Yahudi di Yerusalem, para pengikut Kristus di Kaisarea agaknya tak rela jika Paulus ditangkap. Di mata mereka—mungkin karena mereka melihat fungsi strategis diri Paulus dalam pemberitaan Injil—lebih baik Paulus mengurungkan niatnya ke Yerusalem.

Berkait dengan hal itu, Paulus—dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini—berkata, ”Apa gunanya Saudara menangis seperti ini sehingga membuat hati saya hancur? Saya sudah siap bukan hanya untuk ditangkap di sana, tetapi juga untuk mati sekalipun karena Tuhan Yesus.”

Demikianlah tekad Paulus. Bagi dia, mati karena Tuhan bukanlah persoalan. Ia memang telah menyediakan dirinya untuk itu dan menganggapnya sebagai kehendak Tuhan. Dan bagi Paulus, usulan mereka untuk tidak ke Yerusalem bisa jadi malah melawan kehendak Tuhan.

Selanjutnya, Lukas mencatat: ”Karena ia tidak mau menerima nasihat kami, kami menyerah dan berkata, ’Jadilah kehendak Tuhan!’”. Ya, itulah jalan terbaik dan terlogis. Bukan kehendak Paulus, bukan kehendak para murid di Kaisarea, tetapi kehendak Tuhan.

Yoel M. Indrasmoro
Tangan Terbuka Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio.

Sumber Foto: Unsplash/Bible Art Library