Cerita

Sabda-Mu Abadi | 5 Januari 2023 | Kis. 26:12-23
”Dalam keadaan demikian, ketika aku dengan kuasa penuh dan penugasan dari imam-imam kepala sedang dalam perjalanan ke Damsyik, tiba-tiba, ya Raja Agripa, pada tengah hari aku melihat di tengah jalan itu cahaya yang lebih terang daripada cahaya matahari, turun dari langit meliputi aku dan teman-teman seperjalananku. Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menentang Dia yang berkuasa atasmu” (Kis. 26:12-14).
Demikianlah Paulus menceritakan pengalamannya. Paulus bercerita. Cerita merupakan sesuatu yang baik dalam mengabarkan Injil karena orang tidak mungkin menggugat sebuah cerita, yang memang sungguh-sungguh pengalaman hidup dan bukan rekaan belaka. Paulus bercerita tentang mengapa dia berubah menjadi Kristen. Dan Paulus akhirnya menyatakan pendiriannya dengan tegas di hadapan raja: ”Sebab itu, ya Raja Agripa, kepada penglihatan yang dari surga itu tidak pernah aku tidak taat” (Kis. 26:19).
Semuanya itu diceritakan Paulus tanpa menyalahkan siapa-siapa. Paulus juga tidak menyalahkan orang-orang Yahudi, yang hendak mencoba menangkap dan membunuhnya. Bagaimanapun, agaknya Paulus yakin bahwa alasan orang Yahudi mencoba membunuhnya adalah sama halnya dengan alasan dirinya saat mengejar-ngejar pengikut Kristus. Bedanya: Paulus mendapat kesempatan mengubah pendiriannya itu di perjalanan menuju Damsyik; sedangkan orang Yahudi belum mendapat kesempatan seperti itu. Paulus bisa memahami jika orang Yahudi hendak membunuhnya.
Namun demikian, meski orang Yahudi ingin membunuhnya, Paulus tidak mengubah pendiriannya untuk memberitakan Injil karena dia menaati Allah yang telah memanggilnya di jalan yang menuju Damsyik. Meski tantangannya maut, Paulus tetap taat kepada panggilannya.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Lopurice