Diselamatkan dalam Pengharapan

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 15 Maret 2023 | Rm. 8:24-25

”Sebab, kita diselamatkan dalam pengharapan. Namun, pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi. Sebab, bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya? Namun, jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.”

Paulus tampaknya hendak menyatakan bahwa setiap orang yang percaya kepada kematian dan kebangkitan Yesus Kristus telah diselamatkan. Namun demikian, penyempurnaan keselamatan itu masih kita nantikan dengan penuh harap. Mereka diselamatkan dalam pengharapan.

Dan itulah iman. Iman akan memampukan setiap orang percaya untuk terus berharap akan penyempurnaan keselamatan itu. Berharap sendiri merupakan buah iman.

Dalam Perjanjian Baru dalam Bahasa Indonesia Sederhana tertera: ”Karena kita berharap dengan yakin akan hal itu, maka Allah akan menyelamatkan kita. Tetapi, seandainya kita sudah melihat apa yang kita harapkan itu, berarti sesungguhnya kita tidak lagi mengharapkan hal itu. Sebab, tidak ada orang yang mengharapkan sesuatu yang sudah ada di depannya. Tetapi, kalau kita dengan yakin mengharapkan sesuatu yang belum ada di depan kita, kita akan menanti dengan sabar.

Menanti dengan sabar sesungguhnya juga buah iman. Kita menanti dengan sabar karena kita percaya bahwa Allah adalah Pribadi yang dapat dipercaya. Dia tak hanya mau, tetapi juga mampu mewujudkannya. Pada titik ini menanti dengan tekun merupakan keniscayaan.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:

Foto: Unsplash/Nick Fewings