Ditutup dengan Doa

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 10 Desember 2022

”Sesudah mengucapkan kata-kata itu Paulus berlutut dan berdoa bersama-sama dengan mereka semua. Lalu menangislah mereka semua tersedu-sedu dan sambil memeluk Paulus, mereka berulang-ulang mencium dia. Mereka sangat berdukacita, terlebih-lebih karena ia mengatakan bahwa mereka tidak akan melihat mukanya lagi. Kemudian mereka mengantar dia ke kapal.” (Kis. 20:36-38)

Pertemuan dengan pemimpin jemaat Efesus itu ditutup dengan doa. Doa merupakan bukti hidup sebuah persekutuan. Kedekatan kita dengan seseorang tampak saat kita berdoa bagi dirinya. Berdoa bagi orang lain menempatkan kita dalam pergumulan orang yang kita doakan. Dan itu meniscayakan kepekaan dan kepedulian yang besar.

Dalam konteks Paulus dan para pemimpin jemaat Efesus, saat doa sejatinya bukan sekadar stempel dari seselesainya sebuah pertemuan. Namun, karena mereka peduli satu sama lain. Dan mereka membawa rasa peduli satu sama lain dalam kuasa Allah. Tindakan itu sungguh logis karena semua adalah milik Allah semata. Dan Allah sungguh mahakuasa.

Belum lagi mereka baru saja mendengar tak akan lagi melihat Paulus. Doa mengikatkan mereka satu sama lain. Sebab dengan berdoa, mereka menjadikan Allah sebagai Pengikat persekutuan. Dan doa macam beginilah yang menjadi pondasi teguh persekutuan Kristen.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:

Sumber Foto: Unsplash/Khanchit K.