Garis Akhir

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 7 Desember 2022

”Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asalkan aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk bersaksi tentang Injil anugerah Allah. Sekarang aku tahu bahwa kamu tidak akan melihat mukaku lagi, kamu sekalian yang telah kukunjungi untuk memberitakan Kerajaan Allah. Sebab itu pada hari ini aku bersaksi kepadamu bahwa aku bersih dari darah siapa pun juga. Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu.” (Kis. 20:24-27)

Bagi Paulus yang terpenting adalah mencapai garis akhir. Misi selesai. Tidak ada lagi utang. Menyelesaikan tugas yang diembankan Tuhan Yesus pada pundaknya adalah hal utama. Inilah satu-satunya fokus hidupnya, juga sumber kegembiraannya: bersaksi tentang Injil anugerah Allah.

Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Tetapi saya tidak peduli dengan hidup saya ini, asal saya dapat menyelesaikan tugas yang dipercayakan Tuhan Yesus kepada saya dan asal saya setia sampai pada akhir hidup saya untuk memberitakan Kabar Baik itu tentang rahmat Allah.”

Bagi Paulus kepercayaan Tuhan Yesus kepada dirinya adalah prioritas. Dan karena itulah dia ingin setia hingga akhir hidup. Kesetiaan memang berkait dengan waktu. Ukuran kesetiaan adalah kematian.

Namun demikian, bagi Paulus kesetiaan juga mencakup kualitas hidup. Jadi bukan berapa lama seseorang hidup, tetapi bagaimana kualitas hidupnya. Dan untuk itu Paulus bersaksi bahwa dia tidak pernah lari dari tugasnya untuk mengomunikasikan seluruh rencana Allah. Ia tidak pernah lalai. Dan karena itu, Paulus berani berkata bahwa dia bersih dari darah siapa pun juga. Atau dengan kata lain, dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini, ”kalau ada di antara kalian yang binasa nanti, itu bukan salah saya.”

Ini bukanlah keangkuhan, namun transparansi diri. Sebab Paulus tahu para pemimpin jemaat di Efesus itu sungguh mengenal dan mengasihinya.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:

Sumber Foto: Unsplash/Adi Goldstein