Hal Perceraian

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 17 November 2025 | Mat. 19:1-12

”Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Mat. 19:6).

Sang Guru menegaskan, perkawinan merupakan karya Allah juga. Perkawinan tidak melulu karya manusia. Memang, laki-laki dan perempuan bersepakat membina keluarga. Namun, dari manakah daya tarik itu berasal? Mengapa di antara semua perempuan yang kita kenal, kita mengambil dia menjadi istri? Mengapa bukan yang lain? Jawabnya: Allah berkarya!

Mengapa orang Kristen tidak boleh bercerai? Jawabnya sederhana. Pertama, sebab merekalah yang mula-mula mengundang Allah untuk memberkati perkawinan mereka. Kalau sudah minta berkat—artinya serius dengan perkawinan, mengapa kita hendak menganggap remeh berkat-Nya itu dengan bercerai?

Kedua, orang yang bercerai sesungguhnya telah menganggap pasangannya itu bagai benda yang bisa diperlakukan sekehendak hatinya! Suka, kawin; bosan, cerai! Dan Allah ingin setiap orang memandang orang lain—khususnya pasangan hidupnya—sebagai sesama yang setara kedudukannya!

Ketiga, Allah mengajak kita untuk sungguh-sungguh menjadi manusia sejati! Manusia yang mempunyai integritas! Artinya, sebagaimana Yesus—Sang Sabda Yang Menjadi Manusia—manusia juga harus menyatukan antara ucapan bibir dan perbuatannya. Manusia dinilai dari mulutnya. Jika pernah berjanji, tak ada alasan untuk mengingkari janji dalam keadaan apa pun! Bukankah sewaktu menikah memang tak ada paksaan? Lalu, mengapa pula kita melanggar janji yang pernah kita nyatakan? Allah ingin kita menjadi manusia sejati: yang menyatukan kata dan tindakan!

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda

Berikut tautan untuk mendengarkan siniar Sabda-Mu Abadi:

Foto: wellspringchristianministries

n.b.: Dukung pelayanan digital kami via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!