Hamba Siapakah?

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 28 Februari 2023 | Rm. 6:15-18

”Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah anugerah? Sekali-kali tidak! Apakah kamu tidak tahu bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk menaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, entah itu dosa yang memimpin kamu kepada kematian, entah itu ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran? Namun, syukur kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah menaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu. Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran” (Rm. 6:12-13).

Berbuat dosa sejatinya merupakan hal absurd bagi setiap orang—karena kematian dan kebangkitan Yesus Kristus—yang telah menjadi hamba kebenaran. Hamba kebenaran semestinya menaati kebenaran. Ini bukan pilihan, tetapi keniscayaan. Aneh rasanya hamba kebenaran tidak bertindak benar.

Hanya, keakuan manusia—karena kehendak bebasnya—sering malah membuat manusia melanggar perintah Allah. Alasannya karena dia berada di bawah anugerah. Atau, ada pemahaman bahwa Allah pastilah akan mengampuni karena dia berada dalam kuasa rahmat Allah. Kesannya benar, tetapi pasti salah.

Hidup dalam anugerah memanggil kita untuk berpikir bahwa semuanya adalah kasih karunia Allah semata. Dan karena itu, tak perlulah kita menyakiti hati Allah lagi.

Yoel M. Indrasmoro
Tangan Terbuka Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:

Foto: Unsplash/Sapan Patel