Kerinduan dan Doa Paulus

Sabda-Mu Abadi | 24 Maret 2023 | Rm. 10:1-3
”Saudara-saudara, kerinduan hatiku dan doaku kepada Allah ialah supaya mereka diselamatkan. Sebab, aku dapat memberi kesaksian tentang mereka bahwa mereka sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian. Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, mereka tidak takluk kepada pembenaran oleh Allah.”
Paulus adalah saksi betapa umat Israel, secara umum, sungguh-sungguh giat bekerja bagi Allah. Rasul dari Tarsus itu bukan sekadar saksi mata. Dia sendiri adalah teladan nyata berkait dengan militansi Israel. Begitu militannya, hingga merasa perlu menganiaya para pengikut Yesus Orang Nazaret.
Namun demikian, Paulus juga menyadari bahwa apa yang dilakukannya itu—juga kebanyakan umat Israel—tanpa pengertian yang benar. Ia sadar bahwa semua itu terjadi karena mereka tidak takluk pada kebenaran Allah, tetapi pada kebenaran diri mereka sendiri. Sepertinya agak sulit bagi mereka untuk memahami bahwa kematian Yesus Orang Nazaret menjadikan manusia—yang percaya kepada kematian dan kebangkitan—dianggap benar oleh Allah. Lebih sulit lagi mereka pahami bahwa keselamatan Allah itu juga diperuntukkan bagi bangsa-bangsa lain di luar Israel.
Dan inilah yang menjadi kerinduan dan doa Paulus: Israel mengakui dan mengalami penyelamatan Allah. Doa merupakan bukti nyata dari sebuah kerinduan manusia. Ya, kadar perhatian seseorang terhadap sesuatu bisa diukur oleh apakah dia mendoakannya.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Doidam