Tim Bentukan Allah
Allah akan menyiapkan tim terbaik bagi pekerjaan-Nya. Logis dipahami karena Allah pasti tak ingin pekerjaan-Nya gagal di tengah jalan.
Allah akan menyiapkan tim terbaik bagi pekerjaan-Nya. Logis dipahami karena Allah pasti tak ingin pekerjaan-Nya gagal di tengah jalan.
Kisah pemanggilan Samuel dimulai dengan sebuah kenyataan pahit: ”Pada masa itu firman Tuhan jarang, penglihatan pun langka” (1Sam. 3:1). Mengapa pahit? Sebab, tidak ada komunikasi antara Allah dan umat-Nya.
Pelayanan bukan hanya urusan pribadi, tetapi juga urusan keluarga. Sehingga peran serta seluruh anggota keluarga menjadi modal utama—bahkan menjadi dasar—pelayanan.
Yitro tidak menahan Musa untuk kembali ke Mesir. Kemungkinan besar karena Yitro tidak mau, juga tidak berani, menghalangi pemanggilan dan pengutusan Allah bagi menantunya.
Keluarga tercipta karena calon suami menganggap calon istrinya layak menjadi istrinya. Allah juga menganggap mereka layak menjadi suami dan istri dalam bentuk berkat perkawinan.
Allah adalah Pribadi yang mendengar, mengingat, dan memperhatikan.
Selalu ada kesempatan bagi orang untuk mengubah perangainya. Itu jugalah yang terjadi pada Musa. Memang ia masih menggunakan ototnya, tetapi ia tidak lagi merasa perlu membunuh para gembala itu. Dan dengan itu ia tidak perlu melarikan diri lagi dari pembalasan dendam.
Melibatkan Allah—itulah modal terbaik bagi pemimpin. Apalagi jika dia dipanggil untuk memimpin umat Allah.
Allah adalah pribadi yang peduli. Suasana dunia boleh berubah, dan memang harus berubah, tetapi kasih Allah tetap.
Musim memang berganti. Hidup semakin sulit. Namun demikian, kasih Allah tetap.